Apa yang Bisa Dipelajari dari Buku Bicara Itu Ada Seninya?




Buku ini merupakan buku
best seller yang ditulis oleh Oh Su Hyang, dosen dan pakar komunikasi terkenal di Korea Selatan. Menurutku buku ini gak membosankan buat dibaca, gak terkesan kaku. Bahasanya sederhana, banyak menceritakan contoh permasalahan di kehidupan sehari-hari. Teori dalam buku ini juga dijelaskan dengan baik.

Ada materi-materi menarik yang akan kubagikan disini

Apa yang perlu diperhatikan saat berbicara dengan orang lain?

Tidak membanggakan diri sendiri ketika sedang berbicara. Pembicaraan yang menarik bersifat dua arah. Saling mendengar atau bercerita satu sama lain sehingga tidak timpang. Terkadang orang tidak menyadari apa yang telah dilakukannya. Maka, kita perlu melakukan evaluasi cara berkomunikasi kita dengan orang lain.

Apakah kesan pertama penting?

Penulis mengatakan kesan pertama itu penting. Mungkin sebagian dari kalian juga sependapat dengannya. Pernyataan penulis diperkuat dengan adanya fakta, bahwa persentase suatu perusahaan memilih pegawai baru karena kesan pertama mencapai 66%. Juga, ucapan singkat berkontribusi dalam kesan pertama karena ucapan merupakan sarana untuk menilai seseorang secara keseluruhan. Pertemuan/ janji selanjutnya akan terjadi ketika kita telah memberi kesan yang baik pada seseorang. Maka penting memberikan kesan pertama yang positif.

Lalu bagaimana cara agar seseorang nyaman bercerita dengan kita?

Kita bisa tatap mata lawan bicara. Mereka akan mengungkapkan suatu hal ketika merasa orang yang mengajak bicara berusaha mendengar dan memahami ceritanya.

Saya merasa alur bicara berantakan

Alur bicara yang berantakan bisa dikarenakan tidak terbiasa berpikir secara logis sehingga ucapannya terdengar tidak berkesinambungan.

HR Institute dalam bukunya “Thinking Know-How Do-How” menyebutkan: “Orang yang logis dalam hal apapun akan selalu logis. Kita tidak akan menemukan ketidaklogisan dalam pemikirannya maupun kalimat dan ucapannya dalam mengungkapkan pemikirannya tersebut. Sebaliknya, kita tidak akan menemukan bagian yang logis dari orang yang tidak logis dalam hal apapun” 

Lalu, bagaimana cara melatih logika berbicara?

1. Punya alasan yang tepat untuk setiap pendapat

Contohnya : Aku izin pergi jalan-jalan ya 7 hari keluar kota (pendapat), soalnya udah cukup lama berkutat sama tugas dan kerjaan, kondisi fisik dan mental yang stress bisa menurunkan produktifitas kerja. Lagipula, disana aku bisa dapat inspirasi dan setelah pulang nanti bisa lebih fresh dan produktif (alasan).

2. Menghindari Lompatan Logika dan melebih-lebihkan

Hanya sebagian orang korea memakan daging anjing dan disana anjing merupakan peliharaan. Kita tidak bisa menyimpulkan seluruh orang korea itu kejam. Artinya, kita gak bisa mengeneralisasi sesuatu dari contoh kecil.

3. Konsisten

Kita harus punya sikap konsisten terhadap pendapat dari awal hingga akhir. Karena ketika ada kontradiksi, itu akan jadi hal yang membingungkan.

4. Menggunakan kata-kata sederhana

Ucapan yang sulit di mengerti menjadi penghalang komunikasi. Maka, dalam menyampaikan pendapat gunakan kata-kata sederhana sehingga dapat tersampaikan dengan mudah ke lawan bicara.

5. Tenang

Dalam bicara, sifat tenang sangat dibutuhkan. Kekesalan karena situasi yang menyebalkan bisa membuat pembicaraan jadi tidak logis. Pembicaraan yang meledak-ledak dan menyerang secara personal itu dilarang.

Ada hal menarik yang bisa  didapatkan dari buku ini

Seseorang bisa mengalami beberapa gejala akibat trauma dimasa lalu seperti berbicara terbata-bata, suara kecil dan bergetar, gagap berlebihan hingga tak berani menatap mata orang lain.

Orang yang merasakan gejala tersebut sebabkan karena tidak percaya diri akibat luka psikologis saat tumbuh dewasa, trauma atau merasa rendah diri. Teori ini menunjukkan kalau trauma, rasa rendah diri akan sangat mempengaruhi seseorang sehingga bisa membuat cara bicaranya berubah.

Tetapi, hal tersebut menurut Alfred Adler seorang psikolog dan psikiater adalah tidak benar. Dalam buku The Courage to be Hated, seorang filsuf membantah teori Freud yang mengatakan kalau trauma adalah penyebab mutlak ketidakbahagiaan.

Adler tidak setuju dengan teori trauma, ia mengatakan kalau pengalaman bukan penyebab kegagalan atau kesuksesan. Kita gak menderita karena kejutan (trauma) yang kita dapat dari pengalaman, tapi kita sedang mencari cara yang sesuai melalui pengalaman. Bukan pengalaman yang menentukan diri kita, tapi makna yang diberikan pengalaman yang menentukan. Jadi, cara mengatasi trauma berbicara yaitu memulihkan kembali rasa percaya diri.

 

Komentar